Kamis, 28 Februari 2013

BUDIDAYA TOMAT DI HALAMAN RUMDIN BUPATI BATANG TAHAP II




BUDIDAYA  TOMAT
DI HALAMAN RUMAH DINAS BUPATI BATANG


1. Pendahuluan
               
Taksonomi tanaman Tomat adalah: Kingdom: Plantea, Divisio: Spermathopyta, Kelas: Diccotylledon, Ordo: tubiflorae, Family Solanaceae, Genus: Lycopersicum, Spesies: Lycopersicum esculenturn mill.
Tanaman tomat selain ditanam di lahan sawah/ kebun dapat juga ditanam di dalam wadah, pot, polybag. Keunikan budidaya tanaman di lingkungan pekarangan dengan polybag yaitu kita bisa menata tanaman sedemikian rupa sehingga menarik untuk di lihat dari sisi keindahan tanaman disamping secara ekonomi dapat dianalisa. Keunikan tersebut kita manfaatkan untuk menarik minat masyarakat terhadap budidaya pertanian dalam pemanfaatan lahan pekarangan khususnya dan budidaya pertanian secara umum, sekaligus sebagai media penyuluhan pertanian kepada masyarakat luas yang mana kegiatan tersebut sejalan dengan program bapak bupati sekarang.
Budidaya tomat dalam polybag molai diminati masyarakat karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya : Tanaman mudah dipindahkan, tidak merusak kontur tanah, mudah dilakukan di lahan pekarangan, mudah dalam perawatan, dapat berfungsi sebagai tanaman hias.

2. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
                Untuk dapat berproduksi optimal sesuai dengan yang diharapkan, ada beberapa syarat pertumbuhan tomat yang harus dipenuhi. Syarat pertumbuhan tomat secara umum meliputi beberapa faktor yaitu : iklim, Tanah, dan Air.
a.  Keadaan iklim
1)      Suhu
Tanaman tomat tumbuh secara baik bila udaranya sejuk, yaitu suhu pada malam hari antara 10- 20oC dan pada siang hari antara 18- 29°C.
2)      Curah hujan
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 - 1250 mm/th. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak beririgasi teknis.
3)      Sinar matahari
Cahaya matahari sangat dibutuhkan dalam proses fisiologi tanaman untuk membentuk bagian vegetatif tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian generatif tanaman (bunga, buah dan biji). Intensitas cahaya matahari yang diperlukan oleh tanaman tergantung pada fase atau tingkatan pertumbuhan tanaman. Kebutuhan cahaya matahari sebagai sumber energi fotosintesis juga tergantung lamanya penyinaran. Penyinaran matahari untuk mendapatkan hasil yang baik adalah sepanjang hari di tempat yang terbuka (sekitar 8 jam perhari).
4)      Ketinggian tempat
Pertumbuhan tanaman tomat juga dipengaruhi oleh ketinggian tenpat sesuai dengan karakter masing masing varietas. Karena ketinggian tempat erat kaitanya dengan kondisi iklim mikro.
b.  Keadaan tanah
     Tanaman tomat dapat tumbuh di segala jenis tanah. Tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara, pH 6,0 - 7,0 dan draenase baik.
        c. Air
     Keadaaan air yang cocok untuk tanaman tomat yaitu pada kondisi kapasitas lapang artinya air tersedia bagi tanaman tapi tidak berlebihan dimana media tanam masih terdapat pori-pori tanah yang terisi udara. Keadaan kapasitas lapang sangat dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah, dan faktor budidaya.
   d. profil varietas Lentana
·         Di rekomendasikan tumbuh di dataran rendah – menengah
·         Umur panen ± 60 – 70 hari setelah pindah tanam
·         potensi hasil 70-80 ton/hektar

3. Pelaksanaan kegiatan budidaya tomat dalam polybag di Rumah dinas Bupati Batang
     Kegiatan budidaya tanaman tomat dalam polybag terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaanya yaitu : Pembibitan, Persiapan media tanam, Peletakan polybag, Pupuk dasar, penanaman, Perawatan. (Jadwal kegiatan terlampir)

3.1. Pembibitan
     Karena jumlah tanaman tomat yang ditanam sedikit yaitu sejumlah 32 batang ditambah cadangan 10 % maka untuk menghemat waktu dan biaya bibit yang digunakan tidak dari pembibitan sendiri melalui persemaian, melainkan dengan membeli benih hibrida yang sudah siap tanam yaitu bibit yang telah kurang lebih umur 21-23 hari. Bibit tersebut kita dapatkan dari unit usaha pembibitan BP3K Kec. Batang.

3.2 Persiapan media tanam
     Media tanam yang digunakan adalah campuran antara pupuk kompos dan tanah dengan perbandingan volume 1:1 dan ditambahkan kapur dolomite satu genggam per polybag serta pupuk SP-36 3 sendok makan/polybag.
     Penambahan kapur dolomite dimaksudkan agar tanah tidak bersifat asam serta menambah unsure Ca dalam media. Penambahan SP-36 sebagai pemenuhan kebutuhan P oleh tanaman dan umumnya unsure P lambat terurai. Media dapat ditanami tanaman minimal 1 minggu setelah persiapan media tanam dan menyesuaikan tanggal panen yang diinginkan.

3.3 Peletakan polybag
     Bertanam tomat dalam polybag di lahan pekarangan biasanya bertujuan untuk keindahan/ estetika sehingga peletakan polybag hendaknya secara teknis sesuai dengan aturan jarak tanam agar pertumbuhan optimal dan juga harus memperhatikan aspek seni dan keindahan.
     Pada pelaksanaan di halaman Rumah Dinas Bupati Batang, polybag di tempatkan membujur di sebelah selatan dengan alas polybag menggunakan bedengan yang diberi mulsa dan dilubangi selebar ukuran polybag, metode tersebut digunakan untuk antisipasi musim hujan yang lembab dan terjadi genangan air sehingga tanaman tidak terendam dan serangan penyakit dapat diminimalisir  Jarak tanam yang digunakan 60 cm x 60 cm

3.4 Pupuk dasar
     Pupuk dasar yang digunakan ada 2 jenis yaitu pupuk SP-36 dan NPK. Pupuk SP-36 sebanyak  3 sendok makan/ polybag diberikan bersamaan dengan persiapan media tanam  dan pupuk NPK diberikan dalam polybag dengan menugal di tepi polybag/ 10 cm dari tengah, dengan dosis 2 sendok makan/polybag.

3.5 Penanaman
     Benih yang telah disiapkan ditanam di tengah polybag dengan kedalaman sampai batas pangkal batang bibit sekitar 7 cm dengan cara melepas plastic pada bibit. Penanaman hendaknya juga mempertimbangkan saat panen yang diinginkan yaitu dengan menghitung mundur sesuai umur tanaman, tanaman tomat varietas lantana pada umumnya saat panen berumur …. hari setelah tanam.

3.6 Perawatan
     Kegiatan Perawatan/ pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi penyulaman, pemasangan ajir, pemupukan susulan, pengairan, penyiangan, serta pengendalian hama dan penyakit.
1)  Penyulaman
     Bibit yang baru ditanam tidak semuanya dapat bertahan dan tumbuh menjadi tanaman dewasa. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu : kondisi bibit yang kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan baru, faktor intensitas sinar matahari yang tinggi sehingga menyebabkan tanaman mengalami dehidrasi, dan adanya serangan hama dan penyakit seperti ulat tanah, gangsir, belalang, virus dan penyakit rebah semai. Oleh karena itu tanaman yang mati terserang hama atau pertumbuhannya terlambat perlu dilakukan penyulaman, penyulaman hendaknya dilakukan secepatnya agar tanaman tetap seragam dalam pertumbuhannya dan tidak terdapat tanaman yang pertumbuhannya tertinggal jauh.
2)  Pemasangan ajir
     Untuk menopang pertumbuhan tanaman perlu dipasang ajir. Ajir harus dipasang sedini mungkin yaitu molai pada saat tanam atau maksimal satu bulan setelah tanam, karena pemasangan ajir yang terlambat dapat merusak akar tanaman dan batang utama tanaman tomat sudah bengkok. Ajir dibuat dari bambu yang panjangnya 2 m dan ditancapkan sedalam 15 cm dengan jarak 5 cm dari bibit. Setelah ajir dipasang kemudian diikat dengan bibit menggunakan sistim pengikatan angka 8 yaitu pertama-tama tali dililitkan pada cabang utama kemudian lilitan dibalik dan diikatkan pada ajir. Sistem pengikatan tersebut diharapkan lebih kut dan dapat melindungi batang dari gesekan langsung dengan ajir. Setelah tanaman molai berbuah ajir dikombinasikan dengan tali pengikat atau palang bambu agar batang tanaman tidak patah.
3)  Pemupukan susulan
     Pemupukan tambahan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan  unsur hara dengan menambah unsur hara yang telah berkurang baik karena diserap tanaman dan gulma, menguap maupun tercuci oleh pengairan.
     Pupuk tambahan melalui pengocoran dengan dosis 4 sendok makan per 10 liter air diberikan 250 cc larutan per polybag dengan frekuensi 1 minggu sekali. Selain itu pupuk mikro diberikan 1 minggu sekali melalui penyemprotan daun.

4)  Pengairan
     Pengairan merupakan faktor yang sangat vital bagi pertumbuhan tanaman tomat. Karena musim penanaman dilakukan pada bulan basah maka pengairan dilakukan bila media dalam polybag kering. Pengairan dilakukan dengan cara menyiram media tumbuh tanaman dengan air yang menggunakan gembor tanaman untuk mencegah hanyutnya media disekitar tanaman. Pengairan dilakukan sampai pada kondisi kapasitas lapang.
5)  Penyiangan
     Gulma biasanya dapat tumbuh pada media penanaman maupun disekitar lokasi penanaman. Penyiangan dilakukan dengan mencabut dan membuang gulma, pencabutan gulma tersebut dilakukan pada gulma berdaun lebar atau sempit baik yang berada pada polybag maupun yang berada di sekitar areal dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan dalam memperoleh air, hara dan sinar matahari dengan tanaman. Selain itu penyiangan dimaksudkan untuk menjaga salinitas/kebersihan lingkungan dan estetika.         
6)  Pengendalian hama dan penyakit
     Langkah – langkah pengendalian hama dan penyakit yang ditempuh adalah secara preventif yaitu dilakukan pengendalian penyakit dan hama sebelum hama dan penyakit tersebut menyerang.
Karena penyakit yang sering timbul pada tanaman tomat adalah rebah semai oleh cendawan Pythium sp, dan Rhizoctonia solani, Antraknosa oleh cendawan Colletotrichum sp, busuk phytophthora oleh cendawan Phytophthora sp serta layu fusarium oleh Fusarium oxysporium Schlecht. Maka digunakan fungisida berbahan aktif mankozep. Aplikasi fugisida tersebut dilakukan melalui pengkocoran pada media tanam dan penyemprotan dengan frekuensi pemberian satu minggu sekali.
Hama yang sering menyerang tanaman tomat yaitu : gangsir (Brachytrypes portentosus Licht.) ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn), thrips (Thrips palvispinus Karny.), ulat grayak (Spodoptera litura F), lalat buah (Daucus dorsalis Hend), ulat buah (Helicoverpa spp.), aphid hijau (Myzus persicae), dan nematoda puru akar (Meloidogyne incognita). Sehingga pengendalian hama dilakukan melalui aplikasi pestisida pada tanah dan penyemprotan.
Aplikasi pestisida melalui tanah yaitu dilakukan pencampuran Rugby 10 G pada saat pencampuran media tanam dan penyemprotan pestisida berbahan aktif abamectin dan fipronil sekali.
Karena tercadi musim peralihan antara musim kemarau dan musim hujan maka populasi kutu kebul tinggi dan menyerang tanaman tomat dan menyebarkan virus, sehingga tanaman tomat banyak yang rusak sehingga dilakukan penyulaman dan pengendalian kutu kebul dengan pestisida amitras, dan pengendalian virus dengan pestiusida organic porag.

4. Analisa Usaha
a.   Biaya Produksi
1)    Polybag 35 buah              Rp.     21.000,-
2)    Pupuk Kandang 52,5 kg        Rp.     36.750,-
3)    Bibit 35 btg                 Rp.      8.750,-
4)    Pupuk NPK 1,7 kg             Rp.     11.900,-
5)    Pupuk SP-36 1 kg             Rp.      2.500,-
6)    Kapur dolomite 1kg           Rp.        500,-
7)    PPC Organik 150 cc           Rp.     21.000,-
8)    ZPT 10 drop                  Rp.      5.000,-
9)    Pestisida 15 cc              Rp.      4.200,-
10)  Petrogenol 4 drop            Rp.      4.000,-
11)  Tenaga Kerja 22 Jam          Rp.    110.000,-
Jumlah                       Rp.    225.600,-
b.   Hasil Produksi
Karena musim hujan Hasil Produksi rata rata 1kg Per tanaman dengan harga saat panen mencapai Rp.4.000/kg

c.   Kelayakan Usaha
1)    Break even point (BEP)
BEP Produksi = =  = 56.4 kg

BEP Harga  =  =  = 6445,-
2)    Keterangan
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa dengan harga jual Rp 4000,- dan produksi 1 kg/ tanaman usaha budidaya tomat masih merugi, namun usaha budidaya tomat dalam sekala luas dan pada musim yang tepat tetap layak diusahakan mengingat masih ada factor efisiensi, penyusutan alat, dan usaha peningkatan produktifitas yang mana farietas lantana memiliki potensi hasil mencapai 3 kg/ tanaman .

5. Permasalahan di lapangan
     Beberapa permasalahan yang timbul dilapangan yang perlu dievaluasi lebih lanjut diantaranay adalah :
a. Terjadinya musim peralihan yang menyebabkan populasi kutu kebul meningkat dan menjadi vector virus yang menyerang tanaman tomat.
b. Terjadinya serangan hama lalat buah
c. Terdapat 2 batang tanaman tomat yang medianya berasal dari tanaman sebelumnya yang diaplikasikan ZPT Paclo Butrazol menyebabkan kerdil

6. Pemecahan masalah
a. Guna mengatasi tanaman yang terserang hama kutu kebul diaplikasikan insektisida regen cair dan amitras.
b. Gejala serangan penyakit yang ditimbilkan oleh virus diatasi dengan penyulaman tanaman dengan tanaman cadangan, dan aplikasi pestisida organic porag dan zat pengatur tumbuh        HB-101.
c. Serangan lalat buah dapat diatasi dengan pemberian perangkap lalat buah menggunakan petrogenol (desain perangkap terlampir)
d. Tanaman yang kerdil akibat residu paclo Butrazol kita amati sebagai bahan pembelajaran ternyata aplikiasi ZPT Paklo Butrazol dapat meningkatkan produksi tanaman jika diaplikasikan saat masuk vase generative jika diaplikasikan pada fase vegetatrif tanaman menjadi kerdil walaupun tanaman tetap berbuah tetapi produktifitas menurun.

2 Komentar:

Pada 16 Mei 2013 pukul 09.02 , Blogger Unknown mengatakan...

Mengingat wilayah kab batang adalah daerah pertanian-informasi budidaya tanaman tomat di atas sangat bagus..saya moho dari pihak kab memberikan penyuluhan scr langsung ke desa2
Agar petani bisa membudidayakan tanaman tomat berskala besar.terima kasih

 
Pada 29 Desember 2016 pukul 23.25 , Blogger THL-TBPP.KABBATANG mengatakan...

terimakasih atas perhatianya serta saranya..

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda