BUDIDAYA TOMAT DI HALAMAN RUMDIN BUPATI BATANG TAHAP II
BUDIDAYA TOMAT
DI HALAMAN RUMAH
DINAS BUPATI BATANG
1. Pendahuluan
Taksonomi tanaman Tomat adalah: Kingdom: Plantea, Divisio: Spermathopyta,
Kelas: Diccotylledon, Ordo: tubiflorae, Family Solanaceae, Genus: Lycopersicum,
Spesies: Lycopersicum esculenturn mill.
Tanaman tomat selain ditanam di lahan sawah/ kebun dapat juga
ditanam di dalam wadah, pot, polybag. Keunikan budidaya tanaman di lingkungan
pekarangan dengan polybag yaitu kita bisa menata tanaman sedemikian rupa
sehingga menarik untuk di lihat dari sisi keindahan tanaman disamping secara
ekonomi dapat dianalisa. Keunikan tersebut kita manfaatkan untuk menarik minat
masyarakat terhadap budidaya pertanian dalam pemanfaatan lahan pekarangan
khususnya dan budidaya pertanian secara umum, sekaligus sebagai media
penyuluhan pertanian kepada masyarakat luas yang mana kegiatan tersebut sejalan
dengan program bapak bupati sekarang.
Budidaya tomat dalam polybag molai diminati masyarakat karena
memiliki beberapa kelebihan diantaranya : Tanaman mudah dipindahkan, tidak
merusak kontur tanah, mudah dilakukan di lahan pekarangan, mudah dalam
perawatan, dapat berfungsi sebagai tanaman hias.
2.
Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Untuk dapat berproduksi optimal sesuai dengan
yang diharapkan, ada beberapa syarat pertumbuhan tomat yang harus dipenuhi.
Syarat pertumbuhan tomat secara umum meliputi beberapa faktor yaitu : iklim, Tanah,
dan Air.
a. Keadaan iklim
1)
Suhu
Tanaman tomat tumbuh
secara baik bila udaranya sejuk, yaitu suhu pada malam hari antara 10- 20oC
dan pada siang hari antara 18- 29°C.
2)
Curah hujan
Curah hujan yang
sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 - 1250 mm/th. Keadaan ini
berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah
yang tidak beririgasi teknis.
3)
Sinar matahari
Cahaya matahari sangat
dibutuhkan dalam proses fisiologi tanaman untuk membentuk bagian vegetatif
tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian generatif tanaman (bunga, buah
dan biji). Intensitas cahaya matahari yang diperlukan oleh tanaman tergantung
pada fase atau tingkatan pertumbuhan tanaman. Kebutuhan cahaya matahari sebagai
sumber energi fotosintesis juga tergantung lamanya penyinaran. Penyinaran
matahari untuk mendapatkan hasil yang baik adalah sepanjang hari di tempat yang
terbuka (sekitar 8 jam perhari).
4)
Ketinggian tempat
Pertumbuhan tanaman
tomat juga dipengaruhi oleh ketinggian tenpat sesuai dengan karakter masing
masing varietas. Karena ketinggian tempat erat kaitanya dengan kondisi iklim
mikro.
b. Keadaan tanah
Tanaman tomat dapat tumbuh di
segala jenis tanah. Tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir yang subur,
gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara, pH 6,0 - 7,0 dan
draenase baik.
c. Air
Keadaaan air yang cocok untuk
tanaman tomat yaitu pada kondisi kapasitas lapang artinya air tersedia bagi
tanaman tapi tidak berlebihan dimana media tanam masih terdapat pori-pori tanah
yang terisi udara. Keadaan kapasitas lapang sangat dipengaruhi oleh iklim,
keadaan tanah, dan faktor budidaya.
d. profil varietas Lentana
·
Di
rekomendasikan tumbuh di dataran rendah – menengah
·
Umur
panen ± 60 – 70 hari setelah pindah tanam
·
potensi
hasil 70-80 ton/hektar
3.
Pelaksanaan kegiatan budidaya tomat dalam polybag di Rumah dinas Bupati Batang
Kegiatan budidaya tanaman tomat dalam
polybag terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaanya yaitu : Pembibitan,
Persiapan media tanam, Peletakan polybag, Pupuk dasar, penanaman, Perawatan. (Jadwal kegiatan terlampir)
3.1.
Pembibitan
Karena jumlah tanaman tomat yang ditanam
sedikit yaitu sejumlah 32 batang ditambah cadangan 10 % maka untuk menghemat
waktu dan biaya bibit yang digunakan tidak dari pembibitan sendiri melalui
persemaian, melainkan dengan membeli benih hibrida yang sudah siap tanam yaitu
bibit yang telah kurang lebih umur 21-23 hari. Bibit tersebut kita dapatkan
dari unit usaha pembibitan BP3K Kec. Batang.
3.2
Persiapan media tanam
Media tanam yang digunakan adalah campuran
antara pupuk kompos dan tanah dengan perbandingan volume 1:1 dan ditambahkan
kapur dolomite satu genggam per polybag serta pupuk SP-36 3 sendok
makan/polybag.
Penambahan kapur dolomite dimaksudkan agar
tanah tidak bersifat asam serta menambah unsure Ca dalam media. Penambahan
SP-36 sebagai pemenuhan kebutuhan P oleh tanaman dan umumnya unsure P lambat
terurai. Media dapat ditanami tanaman minimal 1 minggu setelah persiapan media
tanam dan menyesuaikan tanggal panen yang diinginkan.
3.3
Peletakan polybag
Bertanam tomat dalam polybag di lahan
pekarangan biasanya bertujuan untuk keindahan/ estetika sehingga peletakan
polybag hendaknya secara teknis sesuai dengan aturan jarak tanam agar
pertumbuhan optimal dan juga harus memperhatikan aspek seni dan keindahan.
Pada pelaksanaan di halaman Rumah Dinas
Bupati Batang, polybag di tempatkan membujur di sebelah selatan dengan alas
polybag menggunakan bedengan yang diberi mulsa dan dilubangi selebar ukuran
polybag, metode tersebut digunakan untuk antisipasi musim hujan yang lembab dan
terjadi genangan air sehingga tanaman tidak terendam dan serangan penyakit
dapat diminimalisir Jarak tanam yang
digunakan 60 cm x 60 cm
3.4
Pupuk dasar
Pupuk dasar yang digunakan ada 2 jenis
yaitu pupuk SP-36 dan NPK. Pupuk SP-36 sebanyak
3 sendok makan/ polybag diberikan bersamaan dengan persiapan media
tanam dan pupuk NPK diberikan dalam
polybag dengan menugal di tepi polybag/ 10 cm dari tengah, dengan dosis 2
sendok makan/polybag.
3.5
Penanaman
Benih yang telah disiapkan ditanam di
tengah polybag dengan kedalaman sampai batas pangkal batang bibit sekitar 7 cm
dengan cara melepas plastic pada bibit. Penanaman hendaknya juga
mempertimbangkan saat panen yang diinginkan yaitu dengan menghitung mundur
sesuai umur tanaman, tanaman tomat varietas lantana pada umumnya saat panen
berumur …. hari setelah tanam.
3.6
Perawatan
Kegiatan Perawatan/ pemeliharaan tanaman
yang dilakukan meliputi penyulaman, pemasangan ajir, pemupukan susulan,
pengairan, penyiangan, serta pengendalian hama dan penyakit.
1) Penyulaman
Bibit yang baru ditanam tidak semuanya
dapat bertahan dan tumbuh menjadi tanaman dewasa. Hal itu disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu : kondisi bibit yang kurang mampu beradaptasi
dengan lingkungan baru, faktor intensitas sinar matahari yang tinggi sehingga
menyebabkan tanaman mengalami dehidrasi, dan adanya serangan hama dan penyakit
seperti ulat tanah, gangsir, belalang, virus dan penyakit rebah semai. Oleh
karena itu tanaman yang mati terserang hama atau pertumbuhannya terlambat perlu
dilakukan penyulaman, penyulaman hendaknya dilakukan secepatnya agar tanaman
tetap seragam dalam pertumbuhannya dan tidak terdapat tanaman yang
pertumbuhannya tertinggal jauh.
2) Pemasangan ajir
Untuk menopang pertumbuhan tanaman perlu
dipasang ajir. Ajir harus dipasang sedini mungkin yaitu molai pada saat tanam
atau maksimal satu bulan setelah tanam, karena pemasangan ajir yang terlambat
dapat merusak akar tanaman dan batang utama tanaman tomat sudah bengkok. Ajir
dibuat dari bambu yang panjangnya 2 m dan ditancapkan sedalam 15 cm dengan
jarak 5 cm dari bibit. Setelah ajir dipasang kemudian diikat dengan bibit
menggunakan sistim pengikatan angka 8 yaitu pertama-tama tali dililitkan pada
cabang utama kemudian lilitan dibalik dan diikatkan pada ajir. Sistem
pengikatan tersebut diharapkan lebih kut dan dapat melindungi batang dari
gesekan langsung dengan ajir. Setelah tanaman molai berbuah ajir dikombinasikan
dengan tali pengikat atau palang bambu agar batang tanaman tidak patah.
3) Pemupukan susulan
Pemupukan tambahan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara
dengan menambah unsur hara yang telah berkurang baik karena diserap tanaman dan
gulma, menguap maupun tercuci oleh pengairan.
Pupuk tambahan melalui pengocoran dengan
dosis 4 sendok makan per 10 liter air diberikan 250 cc larutan per polybag
dengan frekuensi 1 minggu sekali. Selain itu pupuk mikro diberikan 1 minggu
sekali melalui penyemprotan daun.
4) Pengairan
Pengairan merupakan faktor yang sangat
vital bagi pertumbuhan tanaman tomat. Karena musim penanaman dilakukan pada
bulan basah maka pengairan dilakukan bila media dalam polybag kering. Pengairan
dilakukan dengan cara menyiram media tumbuh tanaman dengan air yang menggunakan
gembor tanaman untuk mencegah hanyutnya media disekitar tanaman. Pengairan
dilakukan sampai pada kondisi kapasitas lapang.
5) Penyiangan
Gulma biasanya dapat tumbuh pada media
penanaman maupun disekitar lokasi penanaman. Penyiangan dilakukan dengan
mencabut dan membuang gulma, pencabutan gulma tersebut dilakukan pada gulma
berdaun lebar atau sempit baik yang berada pada polybag maupun yang berada di
sekitar areal dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan dalam memperoleh air,
hara dan sinar matahari dengan tanaman. Selain itu penyiangan dimaksudkan untuk
menjaga salinitas/kebersihan lingkungan dan estetika.
6) Pengendalian hama dan penyakit
Langkah – langkah pengendalian hama dan
penyakit yang ditempuh adalah secara preventif yaitu dilakukan pengendalian
penyakit dan hama
sebelum hama
dan penyakit tersebut menyerang.
Karena penyakit yang sering timbul pada tanaman tomat adalah
rebah semai oleh cendawan Pythium sp,
dan Rhizoctonia solani, Antraknosa
oleh cendawan Colletotrichum sp,
busuk phytophthora oleh cendawan Phytophthora
sp serta layu fusarium oleh Fusarium
oxysporium Schlecht. Maka digunakan fungisida berbahan aktif mankozep.
Aplikasi fugisida tersebut dilakukan melalui pengkocoran pada media tanam dan
penyemprotan dengan frekuensi pemberian satu minggu sekali.
Hama yang sering menyerang tanaman tomat yaitu : gangsir (Brachytrypes portentosus Licht.) ulat
tanah (Agrotis ipsilon Hufn), thrips
(Thrips palvispinus Karny.), ulat
grayak (Spodoptera litura F), lalat
buah (Daucus dorsalis Hend), ulat
buah (Helicoverpa spp.), aphid hijau
(Myzus persicae), dan nematoda puru
akar (Meloidogyne incognita).
Sehingga pengendalian hama dilakukan melalui aplikasi pestisida pada tanah dan
penyemprotan.
Aplikasi pestisida melalui tanah yaitu dilakukan pencampuran Rugby
10 G pada saat pencampuran media tanam dan penyemprotan pestisida berbahan
aktif abamectin dan fipronil sekali.
Karena tercadi musim peralihan antara musim kemarau dan musim
hujan maka populasi kutu kebul tinggi dan menyerang tanaman tomat dan
menyebarkan virus, sehingga tanaman tomat banyak yang rusak sehingga dilakukan
penyulaman dan pengendalian kutu kebul dengan pestisida amitras, dan
pengendalian virus dengan pestiusida organic porag.
4. Analisa
Usaha
a. Biaya
Produksi
1)
Polybag 35 buah Rp. 21.000,-
2)
Pupuk Kandang 52,5 kg Rp. 36.750,-
3)
Bibit 35 btg Rp. 8.750,-
4)
Pupuk NPK 1,7 kg Rp. 11.900,-
5)
Pupuk SP-36 1 kg Rp. 2.500,-
6)
Kapur dolomite 1kg Rp. 500,-
7)
PPC Organik 150 cc Rp. 21.000,-
8)
ZPT 10 drop Rp. 5.000,-
9)
Pestisida 15 cc Rp. 4.200,-
10)
Petrogenol 4 drop Rp. 4.000,-
11)
Tenaga Kerja 22 Jam Rp. 110.000,-
Jumlah Rp. 225.600,-
b. Hasil
Produksi
Karena musim hujan Hasil Produksi rata
rata 1kg Per tanaman dengan harga saat panen mencapai Rp.4.000/kg
c. Kelayakan
Usaha
1) Break
even point (BEP)
BEP Produksi = = = 56.4 kg
BEP Harga =
= = 6445,-
2) Keterangan
Dari perhitungan diatas dapat
diketahui bahwa dengan harga jual Rp 4000,- dan produksi 1 kg/ tanaman usaha
budidaya tomat masih merugi, namun usaha budidaya tomat dalam sekala luas dan
pada musim yang tepat tetap layak diusahakan mengingat masih ada factor
efisiensi, penyusutan alat, dan usaha peningkatan produktifitas yang mana
farietas lantana memiliki potensi hasil mencapai 3 kg/ tanaman .
5. Permasalahan di lapangan
Beberapa permasalahan yang timbul
dilapangan yang perlu dievaluasi lebih lanjut diantaranay adalah :
a.
Terjadinya musim peralihan yang menyebabkan populasi kutu kebul meningkat dan
menjadi vector virus yang menyerang tanaman tomat.
b. Terjadinya
serangan hama lalat buah
c. Terdapat 2 batang tanaman tomat yang medianya
berasal dari tanaman sebelumnya yang diaplikasikan ZPT Paclo Butrazol
menyebabkan kerdil
6. Pemecahan masalah
a. Guna mengatasi tanaman yang terserang hama kutu
kebul diaplikasikan insektisida regen cair dan amitras.
b. Gejala serangan penyakit yang ditimbilkan oleh
virus diatasi dengan penyulaman tanaman dengan tanaman cadangan, dan aplikasi
pestisida organic porag dan zat pengatur tumbuh HB-101.
c. Serangan lalat buah dapat diatasi dengan
pemberian perangkap lalat buah menggunakan petrogenol (desain perangkap terlampir)
d. Tanaman yang kerdil akibat residu paclo
Butrazol kita amati sebagai bahan pembelajaran ternyata aplikiasi ZPT Paklo
Butrazol dapat meningkatkan produksi tanaman jika diaplikasikan saat masuk vase
generative jika diaplikasikan pada fase vegetatrif tanaman menjadi kerdil
walaupun tanaman tetap berbuah tetapi produktifitas menurun.
2 Komentar:
Mengingat wilayah kab batang adalah daerah pertanian-informasi budidaya tanaman tomat di atas sangat bagus..saya moho dari pihak kab memberikan penyuluhan scr langsung ke desa2
Agar petani bisa membudidayakan tanaman tomat berskala besar.terima kasih
terimakasih atas perhatianya serta saranya..
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda